Kamis, 02 Juli 2015

Hamil dan Tetap Tampil Cantik

Buat para ibu-ibu yang sedang hamil kekhawatirann terhadap produk yang dikonsumsi pastilah terjadi. Produk yang dikonsumsi tidak hanya dalam bentuk makanan namun juga dalam bentuk perawatan tubuh, wajah serta kosmetik. Kekhawatiran tersebut biasanya karena rasa takut jika makanan atau produk kecantikan yang dikonsumsi mengandung zat kimia berbahaya yang dapat mengganggu pertumbuhan janin di dalamrahim.

Kali ini saya ingin memfokuskan kandungan yang berbahaya dalam produk kecantikan baik produk perawatan wajah dan tubuh maupun kosmetik. Beberapa bahan produk perawatan tubuh wajah dan tubuh serta kosmetik yang sebaiknya dihindari saat hamil :
  • Retinoid. Teliti kandungan kosmetik yang hendak Anda beli, jika pada kandungan bahannya terdapat retinoid sebaiknya hindari kosmetik tersebut. Retinoid berbahaya bagi janin karena dapat mengakibatkan kecacatan atau teratogenik. Bahan kimia tersebut biasanya terdapat pada krim anti jerawat.
  • Merkuri. Merkuri adalah bahan kimia berbahaya yang dulu sempat menghebohkan karena terkandung pada sejumlah besar kosmetik berbahaya di pasaran. Tidak hanya bagi ibu hamil, kosmetik yang mengandung merkuri juga bisa mengakibatkan kerusakan hati dan ginjal pada orang yang menggunakannya secara terus-menerus. Bahan kimia ini sering terdapat pada produk-produk pemutih yang menjanjikan hasil yang instan.
  • BHA. Kandungan BHA atau salicylic Acid di bawah 2% pada sabun atau krim jerawat sebenarnya masih tergolong aman bagi tubuh kita. Tetapi bila Anda sedang dalam kondisi mengandung sebaiknya pilihlah kosmetik yang bebas bahan tersebut karena bisa menimbulkan dampak negatif bagi calon bayi.
  • Benzoil Peroxyde. Benzoil Peroxyde dapat diserap melalui kulit sekitar 5% pada pemberian topikal (oles). Biasa terdapat pada produk untuk jerawat. Meski hingga saat ini belum ada riset tentang defek kelahiran akibat benzoil peroxyde pada janin manusia, risikonya belum diketahui secara pasti. Jadi, sebaiknya ibu hamil menghindari penggunaan kosmetik yang mengandung benzoil peroxyde.
  • Rhodamin. Bahan kimia tersebut sesungguhnya tidak boleh digunakan dalam produk kosmetika karena merupakan pewarna tekstil. Jika bahan kimia ini masuk ke tubuh manusia dalam jumlah yang tidak bisa ditolerir lagi, maka bisa timbul penyakit kanker kulit atau kecacatan pada janin. (sumber : cantikalamiku.com).
Bahan-bahan tersebut umumnya yang telah terbukti dapat membahayakan janin. Namun ada salah satu bahan yang masih jadi perdebatan. Bahan tersebut adalah paraben.

Paraben bukan nama satu zat, tetapi golongan zat pengawet sintetis yang ditambahkan ke produk untuk memperpanjang umur simpan. Mereka digunakan tidak hanya di produk kosmetik tetapi juga dalam makanan, deterjen, lem, obat, dll. Paraben yang umum dalam kosmetik adalah butylparaben, methylparaben, propylparaben, isobutylparaben dan isopropylparaben. Karena murah dan efektif, paraben digunakan secara luas oleh produsen kosmetika besar maupun kecil. Hasil analisa label oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) bersama Organisasi Konsumen Korea pada Maret 2010 menunjukkan bahwa dari 36 produk kosmetik yang diteliti, 11 di antaranya mengandung paraben. Produk-produk tersebut mencakup merek-merek terkenal seperti Pigeon, Garnier, Zwitsal, Baby Dee, Viva, Shinzui, Mustika Ratu, Cussons dan Lifebuoy.

Paraben memiliki sifat yang mirip dengan hormon estrogen. Terlalu banyak estrogen dapat meningkatkan risiko kanker payudara dan mempercepat perkembangannya. Hasil penelitian terbaru oleh tim dari Universitas Reading yang dipublikasikan dalam Journal of Applied Toxicology (Januari 2012) menyebutkan bahwa dari 160 sampel jaringan tumor payudara yang diangkat dalam operasi mastektomi pada 40 wanita, 99% mengandung paraben (158 sampel) dan 60% (96 sampel) di antaranya mengandung kelima jenis paraben.  Apakah paraben menjadi sebab wanita-wanita itu menderita kanker payudara? Tidak ada yang tahu. Penelitian lebih lanjut tentang hal itu masih diperlukan.

Karena masih dalam penelitan apakah paraben berbahaya, kekhawatiran pun datang pada saya yang saat ini sedang mengandung. Saya mencoba melihat komposisi pda produk peawatan wajah dan tubuh serta kosmetik saya. Dan saya menemukan beberapa produk yang saya gunakan positif mengandung paraben. Lalu bagaimana saya menyikapi hal tersebut?

Pertama-tama karena parno saya memutuskan untuk berhenti menggunakan produk yang mengandung paaben tersebut. Salah satunya pelembap, sunblock dan lotion tubuh. Kemudian saya mengganti pelembap dan lotion tubuh saya dengan produk drugstore yang bebas paraben. Untuk produk kosmetik, beberapa yang mengandung paraben masih saya gunakan. Saya pikir masih aman selama kita bisa membatasi penggunaan paraben dalam tubuh kita

Jadi jangan takut untuk tetap menggunakan produk kecantikan anda selama hamil selama anda yakin komposisi yang terkandung dalam produk anda aman dan telah terdaftar dalam bpom sebagai produk yang aman.