Buat para ibu-ibu yang sedang hamil kekhawatirann terhadap produk yang dikonsumsi pastilah terjadi. Produk yang dikonsumsi tidak hanya dalam bentuk makanan namun juga dalam bentuk perawatan tubuh, wajah serta kosmetik. Kekhawatiran tersebut biasanya karena rasa takut jika makanan atau produk kecantikan yang dikonsumsi mengandung zat kimia berbahaya yang dapat mengganggu pertumbuhan janin di dalamrahim.
Kali ini saya ingin memfokuskan kandungan yang berbahaya dalam produk kecantikan baik produk perawatan wajah dan tubuh maupun kosmetik. Beberapa bahan produk perawatan tubuh wajah dan tubuh serta kosmetik yang sebaiknya dihindari saat hamil :
- Retinoid. Teliti kandungan kosmetik yang hendak Anda beli, jika pada
kandungan bahannya terdapat retinoid sebaiknya hindari kosmetik
tersebut. Retinoid berbahaya bagi janin karena dapat mengakibatkan
kecacatan atau teratogenik. Bahan kimia tersebut biasanya terdapat pada
krim anti jerawat.
- Merkuri. Merkuri adalah bahan kimia berbahaya yang dulu sempat menghebohkan karena terkandung pada sejumlah besar kosmetik berbahaya di pasaran.
Tidak hanya bagi ibu hamil, kosmetik yang mengandung merkuri juga bisa
mengakibatkan kerusakan hati dan ginjal pada orang yang menggunakannya
secara terus-menerus. Bahan kimia ini sering terdapat pada produk-produk
pemutih yang menjanjikan hasil yang instan.
- BHA. Kandungan BHA atau salicylic Acid di bawah 2% pada sabun atau
krim jerawat sebenarnya masih tergolong aman bagi tubuh kita. Tetapi
bila Anda sedang dalam kondisi mengandung sebaiknya pilihlah kosmetik
yang bebas bahan tersebut karena bisa menimbulkan dampak negatif bagi
calon bayi.
- Benzoil Peroxyde. Benzoil Peroxyde dapat diserap melalui kulit
sekitar 5% pada pemberian topikal (oles). Biasa terdapat pada produk
untuk jerawat. Meski hingga saat ini belum ada riset tentang defek
kelahiran akibat benzoil peroxyde pada janin manusia, risikonya belum
diketahui secara pasti. Jadi, sebaiknya ibu hamil menghindari penggunaan
kosmetik yang mengandung benzoil peroxyde.
- Rhodamin. Bahan kimia tersebut sesungguhnya tidak boleh digunakan
dalam produk kosmetika karena merupakan pewarna tekstil. Jika bahan
kimia ini masuk ke tubuh manusia dalam jumlah yang tidak bisa ditolerir
lagi, maka bisa timbul penyakit kanker kulit atau kecacatan pada janin. (sumber : cantikalamiku.com).
Bahan-bahan tersebut umumnya yang telah terbukti dapat membahayakan janin. Namun ada salah satu bahan yang masih jadi perdebatan. Bahan tersebut adalah paraben.
Paraben bukan nama satu zat, tetapi golongan zat pengawet sintetis yang
ditambahkan ke produk untuk memperpanjang umur simpan. Mereka digunakan
tidak hanya di produk kosmetik tetapi juga dalam makanan, deterjen, lem,
obat, dll. Paraben yang umum dalam kosmetik adalah
butylparaben, methylparaben, propylparaben, isobutylparaben dan
isopropylparaben.
Karena murah dan efektif, paraben digunakan secara luas oleh produsen
kosmetika besar maupun kecil. Hasil analisa label oleh Yayasan Lembaga
Konsumen Indonesia (YLKI) bersama Organisasi Konsumen Korea pada Maret
2010 menunjukkan bahwa dari 36 produk kosmetik yang diteliti, 11 di
antaranya mengandung paraben. Produk-produk tersebut mencakup
merek-merek terkenal seperti
Pigeon, Garnier, Zwitsal, Baby Dee, Viva, Shinzui, Mustika Ratu, Cussons dan
Lifebuoy.
Paraben memiliki sifat yang mirip dengan hormon estrogen. Terlalu banyak
estrogen dapat meningkatkan risiko kanker payudara dan mempercepat
perkembangannya. Hasil penelitian terbaru oleh tim dari Universitas
Reading yang dipublikasikan dalam
Journal of Applied Toxicology (Januari
2012) menyebutkan bahwa dari 160 sampel jaringan tumor payudara yang
diangkat dalam operasi mastektomi pada 40 wanita, 99% mengandung paraben
(158 sampel) dan 60% (96 sampel) di antaranya mengandung kelima jenis
paraben. Apakah paraben menjadi sebab wanita-wanita itu menderita
kanker payudara? Tidak ada yang tahu. Penelitian lebih lanjut tentang
hal itu masih diperlukan.
Karena masih dalam penelitan apakah paraben berbahaya, kekhawatiran pun datang pada saya yang saat ini sedang mengandung. Saya mencoba melihat komposisi pda produk peawatan wajah dan tubuh serta kosmetik saya. Dan saya menemukan beberapa produk yang saya gunakan positif mengandung paraben. Lalu bagaimana saya menyikapi hal tersebut?
Pertama-tama karena
parno saya memutuskan untuk berhenti menggunakan produk yang mengandung paaben tersebut. Salah satunya pelembap, sunblock dan lotion tubuh. Kemudian saya mengganti pelembap dan lotion tubuh saya dengan produk drugstore yang bebas paraben. Untuk produk kosmetik, beberapa yang mengandung paraben masih saya gunakan. Saya pikir masih aman selama kita bisa membatasi penggunaan paraben dalam tubuh kita
Jadi jangan takut untuk tetap menggunakan produk kecantikan anda selama hamil selama anda yakin komposisi yang terkandung dalam produk anda aman dan telah terdaftar dalam bpom sebagai produk yang aman.